Deskripsi
Raja Haji Fisabilillah adalah Yang Dipertuan Muda ke 4 Kerajaan Riau – Lingga – Johor dan Pahang. Beliau adalah anak dari Daing Celak (Yang Dipertuan Muda II) dan Tengku Mandak. Raja Haji lahir di pada tahun 1727 di Hulu Riau Sungai Carang. Belia diagkat sebagai Yang Dipertuan Muda pada tahun 1777 menggantikan Daing kemboja. Pusat pemerintahannya berkedudukan di Hulu Riau di Istana Kota Piring.
Konon pada masa pemerintahannya lah Kerajaan Riau– Lingga–Johor–Pahang mencapai puncak kejayaannya. Pada tahun 1782 – 1784 terjadi peristiwa yang dikenal dengan peristiwa kapal “betsy”. Peristiwa ini bermula pada pelanggaran perjanjian oleh pihak Belanda terhadap Kerajaan Riau – Lingga – Johor – Pahang.
Raja Haji kemudian membangun kubu – kubu pertahanan, antara lain di Pulau Bayan, Teluk Keriting, Tanjung Buntung dan Pulau Penyengat. Dalam perang tersebut, Raja Haji memimpin langsung peperangan yang berlangsung selama 2 tahun tersebut. Perang Riau mencapai puncaknya pada tanggal 6 januari 1784. Dimana pada saat itu, pasukan Raja Haji berhasil meneggelamkan kapal komando Belanda yang bernama “Malaka’s Walvaren” dan menewaskan pimpinan eskader Hakim Agung Arnoldus lemker bersama 500 pasukannya.
Tenggelamnya kapal komando belanda tersebut sekaligus membuat Belanda menarik pasukannya dari perairan Riau ke Malaka. Raja Haji dan pasukannya yang berjumlah 1000 orang kemudian melakukan serangan balik ke pusat kedudukan Belanda di Malaka. Pada saat pasukan Belanda di Malaka telah terdesak oleh pasukan Raja Haji. Melalui permintaan pemerintah tertinggi Belanda di Batavia, Armada Belanda yang kebetulan sedang berlayar diperintahkan untuk ke Malaka. Armada Belanda tersebut berkekuatan 9 buah kapal dengan 2130 dan 362 pucuk meriam yang dipimpin oleh Jacob Piter Van Braam, dihadapkan dengan pasukan Raja Haji.
Akhirnya pada tanggal 18 Juni 1784 pasukan Piter Van Braam, menggepur pertahanan Raja Haji di Teluk ketapang sehingga berkecamuk perang yang terkenal dengan sebutan “perang sosoh” yaitu perang satu lawan satu. Dalam perang ini Raja Haji bersama lebih kurang 500 pasukan gugur. Jenazah Raja Haji Fisabilillah dimakamkan di Bukit Bendera Malaka, 36 tahun kemudian anaknya Raja Jakfar memindahkan makam Raja Haji dari Malaka ke Pulau Penyengat. Peristiwa 6 Januari 1784 kemudian diabadikan menjadi Hari jadi Tanjungpinang. dan Raja Haji Fisabilillah kemudian dijadikan Pahlawan Nasional Republik Indonesia.
Transportasi : |
Akomodasi : |
Rumah Makan : |
Penukaran Uang : |
Travel Agent : |
Alamat
Jl. Embung Farimah, Pulau Penyengat
Cara Menuju
Dapat menggunakan transportasi Becak Motor, atau 15 menit berjalan kaki dari Masjid Raya Sultan Riau Penyengat
Waktu Buka
- - -, 07:00:00 WIB - 17:00:00 WIB
Biaya
Rp. 0,-