Dari bentuknya nasi dagang terlihat unik. Hanya berbentuk kecil atau sekepalan tangan.
Nasi ini bukan disajikan dalam piring, tetapi dibungkus mengunakan daun pisang berukuran kecil. Bungkusan nasi dagang tersebut berbentuk segitiga mengunakan tusuk kayu untuk mengikatnya.
Sedangkan di dalamnya terdapat nasi, lauk, dan cabe yang sudah menyatu. Kebanyakan di dalamnya memakai lauk seperti ikan tongkol dengan potongan kecil.
Ketika memakannya kita tidak bisa langsung membuka seluruh bagian daun, agar tidak tumpah. Tetapi membukanya secara peralahan dengan tetap berbentuk lancip.
Di saat itu, nasi dagang sudah bisa disantap. Dianjurkan mengunakan sendok.
Memang makan nasi dagang dengan bungkus kecil hanya bisa lima kali suap mengunakan sendok. Hal itu menjadi keunikan sendiri.
Beberapa warga menyamakan nasi ini dengan kuliner nasi kucing di daerah lain. Tetapi jelas berbeda terutama dari ukuran dan porsi nasi tersebut.
Beberapa warga tidak memahami filosofi masakan nasi dagang tersebut. Mereka hanya paham nasi ini kuliner khas Tanjungpinang.
Dikutip dari situs wikepedia hidangan nasi dagang mempunyai filosofi sendiri. Nasi dagang merupakan bekal berdagang untuk sebagian orang kampung melayu waktu zaman dulu. Bahkan dituliskan hidangan semacam ini juga terdapat di Terengganu dan Kelantan.
Sampai saat ini, nasi dagang tidak hanya dijadikan makanan tradisi. Namun juga dijual dibeberapa tempat di Tanjungpinang. Rata-rata nasi dagang dijual dengan harga Rp 5000 per bungkus.
